Selasa, 03 April 2012
Peran PAUD Dalam Perkembangan Anak Usia Dini
Kelompok 11
Adinda Andini (11-009)
Atika M Nataya Nst (11-086)
Rosliana (11-052)
PAUD juga memiliki peran dalam tahap perkembangan anak. Kurikulum di PAUD disebut kurikulum yang sesuai dengan perkembangan (developmentally appropriated Curriculum) à mendidik anak dengan cara yang cocok dengan cara anak berkembang dan belajar. Kurikulum tersebut juga memungkinkan terjadinya zone of proximal development, yaitu dimana fasilitator atau orang yang lebih pandai dari dirinya dijadikan tempat bertanya untuk meningkatkan kemampuannya melebihi dari apa yang dimilikinya. sebanyak mungkin melibatkan anak dalam kegiatan meneliti, menguji, memanipulasi, dan bereksperimen dengan berbagai macam benda yang menarik bagi anak seusia mereka .
Ada 4 area yang perlu ditingkatkan dalam PAUD:
• Perkembangan fisik, yang bertujuan agar anak mampu mengontrol gerakan kasar secara sadar dan untuk keseimbangan, mengontrol gerakan halus.
• Perkembangan sosial-emosional, yang bertujuan untuk mengetahui diri sendiri dan orang lain, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain, berperilaku sesuai dengan perilaku prososial.
• Perkembangan kognitif yang bertujuan untuk belajar dan memecahkan masalah, berfikir logis.
• Perkembangan bahasa bertujuan agar anak mampu mendengar secara aktif dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, memahami sesuatu dapat diwakilkan dengan tulisan dan dapat dibaca.
Untuk meningkatkan area tersebut dilakukan melalui cara bermain bagi anak. PAUD banyak memberikan permainan-permainan edukatif kepada anak-anak.
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik di usia dini adalah :
1.Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan tangan berkembang sebelum mereka di jari dan. Anak-anak belajar bagaimana melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti menggambar.
2.Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan.
3.Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara merangkak.
Pola bermain yang digunakan adalah bermain aktif. Bermain aktif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri.
melibatkan banyak aktivitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh
• Bermain bebas dan spontan atau eksplorasi
• Drama
• Bermain musik
• Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu
• Olah raga
2. Perkembangan Kognitif
Fase-fase perkembangan kognitif anak usia Taman Kanak-kanak berada pada fase praopersional yang mencakup tiga aspek, yaitu:
1. Berpikir Simbolik
Aspek berpikir simbolik yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di hadapan anak.
2. Berpikir Egosentris
Aspek berpikir secara egosentris yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh karena itu anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain.
3. Berpikir Intuitif
Fase berpikir secara intuitf yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya.
Dalam bermain, anak akan meningkatkan kemampuan abstraksi (imajinasi dan fantasi) sehingga anak-anak akan semakin mengerti akan konsep besar-kecil, atas-bawah, dan penuh-kosong. Melalui bermain, anak akan menghargai peraturan dan logika. Bermain juga membangun struktur kognitifnya. Anak-anak akan mendapatkan banyak informasi sehingga pengetahuannya akan lebih dalam. Apabila informasi didapatnya ternyata berbeda dengan apa yang selama ini diketahuinya, anak dapat mengubah informasi yang lama sehingga ia memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baru. Hal ini akan membuat struktur kognitif anak semakin smepurna.
3. Perkembangan Sosial-emosional
Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
Dalam tahap perkembangan sosial-emosional Erickson, tahap usia dini melewati 4 tahap perkembangan yaitu Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga) pada usia 0-2 tahun, Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu) pada usia 2-3 tahun, Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah) pada usia 4-5 tahun, industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri) pada usia 6 tahun.
Bermain merupakan media anak untuk memecahkan masalah. Dalam bermain, anak akan menemukan masalah sehingga memberikan kesempatan pada anak untuk mengetahui bahwa ada beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah. Proses pemecahan masalah ini mencakup daya imajinasi aktif anak. Imajinasi aktif anak akan mencegah kebosanan pada anak dan sebagai bentuknya anak akan rewel.
Sumber :
blog.elearning.unesa.ac.id
belajarpsikologi.com/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar